Gua Pawon: Jejak Manusia Purba di Tepian Karst Citatah
![]() |
Gua Pawon: Jejak Manusia Purba di Tepian Karst Citatah
Di kawasan karst yang megah, tepatnya di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, terdapat sebuah gua purba yang menyimpan sejarah panjang manusia prasejarah. Gua ini bernama Gua Pawon, dengan luas lebih dari 300 meter persegi, menjadikannya sebagai salah satu situs arkeologi yang menarik di Indonesia. Terletak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Bandung, gua ini menjadi saksi bisu perjalanan manusia purba dalam menjalani kehidupan mereka.
Jejak Sejarah di Tepian Danau Bandung Purba
Gua Pawon terletak di kawasan karst atau batu kapur Citatah, di mana jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota Bandung. Pada masa lalu, gua ini diasumsikan berada di tepian Danau Bandung Purba. Hasil survei oleh A.C. De Yong dan G.H.R. Von Koenigswald pada tahun 1930-1935 mengungkapkan adanya alat-alat budaya masa lalu dari berbagai jenis batuan seperti obsidian, kalsidon, kwarsit, rijang, dan andesit. Alat-alat tersebut berasal dari Jaman Preneolitik, menandakan bahwa gua ini telah menjadi tempat hidup manusia pada masa tersebut.
Proses Pembentukan Gua Pawon
Analisis geologi menyatakan bahwa proses pembentukan Gua Pawon dimulai dari terbentuknya mata air di tepian Cekungan Bandung Purba. Pelarutan batuan karst membentuk lubang pada gua, dan seiring waktu, langit-langit gua pun runtuh. Hujan abu gunung api dari letusan Gunung Sunda mengisi lantai gua setelah atapnya runtuh. Di puncak Pr.Pawon, terdapat gejala mikro-karst yang membentuk Stone Garden, sebuah taman batu dengan bongkah-bongkah menonjol dari permukaan tanah.
Penemuan Manusia Purba
Gua Pawon bukan hanya menjadi tempat pelarian alam, tetapi juga menjadi tempat tinggal bagi manusia purba sekitar 9.000 tahun yang lalu. Penelitian oleh LIPI menemukan kerangka manusia purba pertama, sementara penggalian lanjutan oleh Balai Arkeologi menemukan lima kerangka individu lainnya. Usia mereka diperkirakan mencapai 7.000 tahun, dengan ciri-ciri manusia berkelamin pria dan wanita berusia 17-35 tahun.
Pemakaman dan Peradaban Manusia Purba
Manusia purba di Gua Pawon diduga hidup pada zaman berburu dan meramu. Pemakaman dilakukan dengan dua cara: pertama, mayat diletakkan di atas permukaan tanah dalam posisi tubuh ditekuk seperti janin atau lurus. Setelah membusuk dan tinggal kerangka, kemudian dilumuri hematit atau tanah merah sebelum dikuburkan. Temuan ini menggambarkan peradaban manusia purba dan bagaimana mereka memperlakukan jenazah sesama mereka.
Artefak dan Peninggalan Budaya
Selain kerangka manusia purba, Gua Pawon juga mengungkap berbagai artefak dan peninggalan budaya. Pecahan keramik, gerabah, alat serpih, alat tulang, dan perhiasan dari gigi binatang serta ikan menjadi bukti kehidupan manusia purba. Sayangnya, keberadaan Gua Pawon kini terancam oleh kegiatan penambangan batu kapur yang tidak terkontrol, menyebabkan sebagian gua dan artefak prasejarahnya rusak.
Selamatkan Gua Pawon, Warisan Berharga Masa Lalu
Dalam menghadapi ancaman tersebut, penting untuk menyelamatkan Gua Pawon. Kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya situs arkeologi ini sebagai bagian dari warisan budaya manusia. Melalui pemahaman lebih lanjut tentang Gua Pawon, kita dapat mengapresiasi perjalanan panjang manusia purba dan merawat warisan berharga ini agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Segera kunjungi Gua Pawon, agar jejak sejarah ini tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi kita semua.
Posting Komentar untuk "Gua Pawon: Jejak Manusia Purba di Tepian Karst Citatah"